SEJARAH PABBSI
Sebelum PABBSI didirikan pada tahun 1940,menurut catatan / data yang ada pada sesepuh PABBSI .Olahraga Angkat Besi sudah ada di Pulau jawa sejak tahun 1910-an terutama didaerah jawa timur dan khususnya di Surabaya.
Cara bermain dan bertanding dari cabang olahraga Angkat Besi waktu itu tidak sam dengan sekarang.
Barbell / barbel yang dipakai masih beraneka ragam,ada yang dari besi berbentuk :Dumbell bulat,stanng besi polos dengan piringan yang dibuat dari semen atau semen campur batu dll “
Mereka bermain diatas tanah dan belum / tidak mengenal akan peraturan permainan dan atau peratuaran pertandingan Angkat Besi.
Cara mereka bertanding hanya berupa”adu kekuatan mengangkat dengan geraka dua tangan atau satu tangan.
Yang dipertandingkan oleh mereka terdiri : Berbagai macam cara mengangkat besi atau barbell yang sekarang kita kenal dengan sebutan jenis Angkatan.
Mereka pada umumnya memiliki peralatan sendiri dan berlatih dirumahnya masing masing.
Meskipun mereka berlatih tanpa pelatih kecuali dengan bermodalkan pengetahuan yang ada pada diri masing masing hasil tukar pikiran / diskusi antar kawan kawan sehobby,ereka berlatih secara terprogram dan rutin serta kontinue baik mengenai hari hari latihan dan jam latihan serta jenis latihan.
Secara rutin pula mereka berdasarkan kesepakatan bersama mengadakan pertandingan secara berkala dan teratur pada setiap tahunnya.
Pertandingan atau adu kekuatan diselenggarakan ditempat terbuka dan diatas tanah yang mirip seperti tontonan sirkus dengan maksud agar dapat dilihat oleh masyarakat luas dalam rangka mempromosikan olahraga Angkat Besi dan sekaligus menarik para peminatnya.
Pemenang dari setiap- pertandingan yang mereka selenggarakan tidak memperoleh hadiah apapun kecuali hanya dicatat / diumumkan dan kemudian didaftarkan dalam catatan khusus masing masing.
Saat itu belum dikenal adanya pembagian kelas / berat badan dan batasan umur.
Meskipun mereka sadar bahwa untuk mempromosikan olahraga angkat besi waktu itu sulit sekali apalagi menarik peminatnya,mengingat situasi kondisi negara,penghidupan dan kehidupan Bangsa Indonesia yang masih dijajah,mereka tetap melaksanakan maksud dan keinginannya itu dengan penuh semangat.Kerjasama yang baik danterjun langsung menanggani masalah yang berkaitan dengan soal pembinaan organisasi dan sekaligus sebagai atlit / lifter.
Tanpa terasa tetapi tetap berkenyakinan dan menyadari sepenuhnya bahwa usaha mereka bersama pengikut / peminat baru ( Regenerasinya )nya akan meluas kekota dan daerah daerah lainnya mengingat adanya rekan seperjuangan yang pindah domisili.Olahraga Angkat Besi yang mereka perjuangkan selama tahun 1910-an sampai tahun 1920-an telah menyebar keota dan daerah lain seperti: Jakarta kemudian Bandung.
Arek arek Suroboyo pecinta “Angkat Besi”yang sekaligus sebagai perintis didalam meumbuhkan dan mengembangkan olahraga Angkat Besi Indonesia .Setelah mengetahui akan munculnya olahraga Angkat Besi dikota / daerah lain,lalu mengadakan usaha dan kegiatan yang lebih maju dan terarah baik dalam bidang mengorganisirnya maupun dalam bidang maksud dan tujuanya.
Usaha dan kegiatan semula yang mereka laksanakan selama itu hanya sebatas hobby yang sama dengan maksud mengembangkan olahraga Angkat Besi atas dasar usaha kerjasama antar pribadi pribadi,mulai diubah dengan sesuatu perkumpulan social umumj seperti : Tjing Nien Hui ( TNH ),atau Chung Hwa Kuo Yu Hue ( CHKYH ),dll,dibagian bidang olahraganya.
Dengan demikian usaha para perintis olahraga Angkat Besi Indonesia di Surabaya / Jatim sudah mulai diorganisir secara resmi dan diakui oleh Pemerintah Hindia belanda waktu itu.
Kegiatan dalam pengembangan olahraga Angkat Besi tersebut diikuti juga oleh mereka yang ada di Jakarta ( Waktu itu Batavia )
Lain halnya dengan kegiatan yang ada di Bandung,pada waktu itu awal tahun 1930-antelah berdiri satu perkumpulan yang bernama Aurora.
Perkumpulan ini menanggani cabang olahraga bulutangkis dan senam acrobat seperti : ringen,recht stok serta turnen,dll.
Latihan senam akr5obat ini membuat tubuh atkit menjadi kekar,berotot,kuat,atletis dan lincah.
Yang menjadi pimpinan perkumpulan Aurora pada wktu itu adalah keteu Boon seen sze.
Pada tahun 1933 nama perkumpulan Aurora diganti menjadi “Health and Strength Association “atau H&S Bandung.
Olahraga yang ditanggani menjadi Angkat Besi dan senam akrobatik serta bulutangkis.
Karena pengurus H&S-Bandung secara drastic lebih banyak dan lebih mengkonsentrasikan pada pembinaan olahraga Angkat besi maka cabang bulutangkis dubawah naungan H&S-Bandung menjadi tidak aktif dan dihapus dari keanggotaan H&S-Bandung,sedangkan cabang senam akrobatik berubah menjadi cabang “Binaraga”
Cabang Angkat Besi yang Ada di H&S-Bandung sesudah tahun 1935 adalah benar benar cabang olahraga Angkat Besi yang jenis angkatannya system Bawla ( British Amateur Weight-Lifting Association ),sedang cabang Binaraganya masih merupakan cabang Binaraga mengingat cara cara atau macam macam latihannya masih merupakan gabungan dari latihan Binaraga ( Yang Sekarang ) dengan lati8han senam akrobatik yang waktu itu dikenal drengan sebutan latihan “Turnen “
Jenis Angkatan olahraga Angkat Besi yang dipakai oada waktu itu ( Awal Tahun 1930-an ) sesuai menurut urutan pokoknya adalah antara lain :
Two Hand Military Press
Twu Hand Snatch
Two Hand Clean & Jerk
One Hand Press
One hand Snatch
One Hand Clean & Jerk
Melihat perkembangan yang pesat dalam waktu yang relatif singkat baik dari kuantitas maupun kualitas / prestasi lifter H&S-Bandung,ketua H&S-Bandung Boon Seen Sze bersama rekan pengurus dan para lifternya yang sejak tahun 1935 selalu secara rutin mengadakan kontak melalui korespondensi pribadi masing masing dengan pribadi pengurus dan lifter dari jawa timur dan Jakarta serta dengan kawan kawan ( Yang belum terlibat / mengetahui soal Angkat Besi ),yang ada dikota / daerah lainnya di Pulau Jawa,mengadakan kesepakatan untuk mengembangkan olahraga Angkat Besi keseluruh Pulau Jawa dan kemudian keseluruh Indonesia
Untuk maksud tersebut pengurus H&S-Bandung mengadakan persiapan didalam seperti antara lain :
Penyempurnaan organisasi H&S-Bandung.
Peningkatan program latihan lifter H&S-Bandung.
Pembinaan disiplin berlatih lifter H&S-Bandung.
Peningkatan rasa persatuan dan kesatuan dalam keluarga besar H&S-Bandung
Pembinaan yang berkaitan dengan tenggang rasa antar sesama pengurus,sesama anggota pimpinan / pengurus dan anggota / lifter yang lebih muda terhadap yang lebih tua.
Dana untuk tugas keliling dalam rangka pengembangan olahraga Angkat Besi kekota / daerah lainnya di Pulau Jawa.
Data atlit / lifter Angkat Besi dan pengurus / pembina Angkat Besi dari tahun 1910-an
Bahan peraturan permainan dan pertandingan serta p[erwasitan yang sesuai dengan peraturan peraturan dari Bawla.
Jadwal pelaksanaan tugas pengembangan olahraga Angkat Besi.
Persiapan diri mengatasi semua keperluan keluarganya selama ditinggalkan tugas tersebut.
Menurut data yang ada di secretariat H&S-Bandung pada waktu itu,seju7mlah atlit Angkat besi di seluruh Pulau Jawa ( Jatim dan Jakarta )dari tahun 1910-an sampai tahun 1935-an hanya 42 ( Empat puluh dua ) lifter dan tokoh pembina Angkat Besi yang oleh para sesepuh PABBSI dan para pendiri PABBSI diakui sebagai perintis ( Pelopor ) olahraga Angkat Besi Indonesia adalah :
Tjioe Boen Jong ( Jatim )
Lim kim Jong ( Jatim )
Lie Hoo Soen ( Jatim )
Oey Siok Jong ( Jatim )
Oey Ling Tjay ( Jatim )
Dengan memperhatikan hasil evaluasi data perembangan sejarah Angkat Besi dari tahun 1910-an sampai tahun 1934 dan melihat rencana pengembanagan olahraga Angkat Besi keseluruh Pulau Jawa yang telah dijadwalkan,ketua H&S-Bandung Boon Seen Sze mencetuskan motto : “Benih yang ditanam dan diasuh sungguh sungguh,kelak memberikan buah yang bermadu “
Kemudian pelaksanaan dari rencana pengembangan olahraga Angkat Besi yang telah disiapkan segala sesuatunya itu dilaksanakan oleh tiga orang yaitu : Boon Seen Sze,Pouw tek Siang dan The Kim Tjoei,dimana semua biaya untuk perjalanan ,makan,penginapan,dan biaya lain lain ditanggung sepenuhnya oleh masing masing pribadi.
Boon Seen Sze bertindak selaku pimpinan dan yang memberikan penjelasan mengenai segala masalah yang berkaitan dengan olahraga Angkat Besi dan Pouw Tek Siang memperagakan bentuk tubuh yang yang kekar,berotot,dan kuat.Sementara The Kim Tjoei mempertunjukkan keindahan tubuh yang berotot tetapi Atletis disamping keduanya meberikan contoh contoh gerakan latihan Angkat Besi dan Binaraga.
Dari hasil usaha mereka bertiga memberikan ceramah,penjelasan dan peragaan ditambah dengan sambutan dan dukungan serta pelaksanaannya secara sungguh sungguh dari para peminat olahraga Angkat Besi dikota kota / daerah yang disinggahi oleh ketiga pembina tersebut diatas ternyata dalam waktu yang relatif singkat terlah berdiri perkumpulan perkumpulan Angkat Besi dengan nama : Health and Srength “ dikota kota : Cimahi,cianjur,Indramayu,Cirebon,Tegal,Pekalongan,Purwokerto dan kota kota lain yang di Jabar dan Jateng dengan nama perkumpulan yang berbeda beda seperti di kota : Semarang,Solo dll.
Pembina pembina di Jatimpun telah berhasil mengembangkan olahraga Angkat besi tersebut sampai kekota kota pasuruan,lumajang,malang,kediri,dll.
Dengan telah terkoordinirnya atlit atlit Angkat Besi dalam wadah perkumpulannya masing masing,maka pembagian tugas antara atlit dan pengurus sudah jelas terorgaisir sehingga peningkatan prestasi atlit terlihat jelas kemajuannya.
Pertandingan tahunanpun mulai dikoordinir oleh ketua H&S-Bandung,Boon Seen Sze dengan cara bergiliran tempat penyelenggaraannya aitu sekali di Jabar ( Bandung ) dan kemudian di Jatim ( Surabaya )lalu di Jakarta dengan mengundang semua perkumpulan yang ada di Jakarta,Jabar,Jateng dan Jatim.
Dengan seringnya diadakan pertandingan yang sesuai dengan program yang sudah disepakati bersama antara perkumpulan yang ada waktu itu,maka fakta menunjukkan bahwa banyak lifter yang prestasinya meningkat cepat
Sampai awal tahun 1938 tercatat dua lifter yang telah mecapai prestasi Dunia yaitu : Pouw Tek Siang dari Badung dan Tjoei Boen Lie dari Surabaya.
Korespondensi kedalam dan luar negeri ditingkatkan oleh Boon Seen Sze selaku ketua H&S-Bandung maupun secara pribadi.
Untuk mendapatkan kenyakinan dan fakta yang nyata Boon Seen Sze meyiapkan sesuatu untuk untuk mengadakan uji coba test prestasi di Badung untuk lifter Pouw Tek Siang yang pada hari dan tanggal serta jam yang sama dengan penyelengaraan kejuaraan Angkat Besi Dunia 1938 dalam kelas bulu / Feather ( 60kg ) uang diselenggarakan di Eropa.
Berita akan diselenggarakannya kejuaraan dunia tersebut dapat diperoleh dari berita radio dan berita di Surat kabar / Koran.
Pada waktunya diuji coba ,diselenggarakan dan hasi prestasi Pouw Tek Siang dalam kelas 60kg mencapai :
Total : 305kg
Angkatan terakhir / ke 3 seberat 120 kg hanya berhasil dalam angkatan cleannya saja dan jerknya gagal.
Selang beberapa waktu,hasil kelas 60kg kejuaraan Angkat Besi Dunia 1938 pun diperoleh dan juara Dunia untuk kelas 60kg adalah :
John Terry dari Amerika Serikat = 95 - 95 - 120 = 310kg
George Libsch dari Jerman = 95 - 95 - 120 = 310kg
Untuk juara ke-tiga dan seterusnya tidak disebutkan baik nama atlitnya maupun angkatan yang dicapainya,keculi dikatakan dibawah 300kg.Sehingga menurut penghitungan ketua Boon Seen Sze menyebutkan bahwa Pouw Tek Siang dengan hasil jumlah angkatan seberat 305 menduduki tempat ke-tiga.
Dengan hasil yang sudah jelas faktanya dan kenyakinan yang lebih kuat lagi maka para lifter disemua perkumpulan menjadi lebih terangsang dan lebih bersemangat didalam berlatih.
Selain itu pertandingan pertandingan diprogramkan secara lebih teratur dan terarah.Yang menjadi puncak pertandingan waktu itu adalah pertandingan antara Pouw Tek Siang dari Bandung demgan lifter tjioe Boen Lie dari Surabaya yang berada dalam satu kelas.
Pada suatu kali ketika diadakan pertandingan besar ( Semacam kejurnas sekarang ),dalam kelas bulu / 60kg antara Pouw Tek Siang dengan Tjioe Boen Lie,terjadi perselisihan paham antara Pouw Tek Siang dengan wasit yang memimpin pertandingan dalam kelas 60kg.
Pada waktu Pouw Tek Siang menanyakan keputusan wasit yang dinilainya salah dan minta penjelasan dari wasit yang memimpin pertandingandan sekaligus membverikan keputusan mengenai benar atau salahnya angkatan,ia merasa jengkel karena telah dirugikan oleh keputusan wasit tersebut.
Pada waktu itu ( Sebelum tahun 1940 ) pertandingan dipimpin oleh satu wasit saja.Maeskipun Pouw Tek Siang merasa jengkel atas keputusan wasit yang dinilainya salah dan merugikan dirinya ( hal ini dibenarkan oleh para pembina / pengurus dari perkumpulan perkumpulan peserta pertandingasn ).Ia tidak menunjukkan amarahnya melainkan p\ergi menemui pimpinan / ketuanya Boon Seen Sze dan menyatakan tidak mau mengangkat angkatan berikutnya.Saat itu sedang berlangsung pertandingan jenis Angkatan jerk.
Karena Boon Seen Sze sel;aku ketua panitia / tuan rumah dan juga sebagai pembinadai lifter Pouw Tek Siang maka ia memints kepada lifter Pouw untuk tetap melanjutkan giliran mengangkat demi untuk tidak mengecewakan orang loain dan dalam rangka menjunjung tinggi sportifitas antar anggotas keluarga besar angkat besi.
Meskipun lifter Pouw Tek Siang sebagai lifter top waktu itu,ia mematuhi intruksi pimpinan / ketuanya dan melanjutkan giliran mengangkat,meskipun gerakan angkatannya tidak diselesaikan karena tidak adanya konsentrasi melanjutkankan pertadingan.
Melihat perkembangan Angkat Besi yang berkembang dan peningkatan terus,ketua H&S-Bandung bersam rekan rekan seperjuangan dari kota / daerah lainnya merancanakan untuk mengadakan Rapat Khusus di Semarang dalam rangka pembentukan wadah induk organisasi olahraga angkat besi.
Rapat khusus tersebut diselenggarakan dikota Semarang pada tanggal 25 Desember 1940 dan hasilnya berdirinya JAWLA ( Java Amateur Weigth Lifter Association ) yang diartikan : Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia.
Pengurus besar / PB JAWLA yang terpilih adalah :
Ketua : Boon Seen Sze
Sekretaris : The Kim Tjoei
Bendahara : Kwee Dien Nio
Komisaris Pertandingan : Ong Ping Hoo
Komisaris Komisaris : Satu wakil dari setiap perkumpulan.
Pemilihan Pengurus Besar JAWLA ditetapkan untuk dilaksanakan setiap tahun pada menjelang kejurnas senior bulan Desember.
Kejuaraan Angkat besi Nasional senior yang pertama direncanakan akan diselenggarakan di Surabaya dibawah pimpinan komisaris teknik Ong Ping Hoo pada bulan Desember 1941 tetapi tidak dilaksanakan karena pecahnya Perang dunia ke-II.
JAWLA dibekukan dan ketua umum JAWLA ditawan oleh pihak jepang karena dituduh sebagai ketua organisasi seluruh Indonesia yaitu JAWLA yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan pihak konsulat Tiongkok di Jakarta.
Setelah proses pemeriksaan yang memakan waktu beberapa minggu dan ternyata ketua JAWLA tidak mempunyai hubungan seperti yang yang di tuduhkan kepadanya,ia dibebaskan kembali.
Setelah dibebaskan ia langsung menghidupkan kembali kegiatan olahraga Angkat Besi meskipun JAWLA masih tetap dibekukan oleh pihak Jepang.Dengan tekad yang lebih membara didalam usahanya mempertahankan dan merawat serta mengembangkan dan meningkatkan “ Jiwa persaudaraan dan persatuan “dibawah panji “ PERSATUAN ANGKAT BESI SELURUH INDONESIA “( PABSI ).
Selama pendudukan Jepang,Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia ( JAWLA )telah menyelenggarakan kejuaraan angkat besi nasional dalam rangka memperebutkan “ Juara Jawa “ yang diartikan / dimaksudkan juara Indonesia.
Karena waktu itu perkumpulan Angkat Besi di Indonesia masih berada di Pulau Jawa saja,maka para anggota PABSI masih tetap mengunakan nama arti / makna IN-ndonesia dengan kata Jawa / Java.
Dalam kejurnas Angkat Besi pertama yang diadakan di Bandung masih dipertandingkan tanpa kelas dan perhitungan untuk memilih Juaranya sebanyak satu orang dipergunakan system “ Nilai “
Yang keluar sebagai juara Jawa ( juara Indonesia ) pada kejurnas PABSI yang pertama adalah Carl Giam Djie Kwie.
Kejurnas PABSI ke II diselenggarakan di Jakarta di bawah pimpinan komisaris teknik Ie Siok Tie.
Dalam kejurnas ini dipertandingan dengan system pembagian kelas beratbadan sesuai menurut peraturan Internasional yang berlaku waktu itu.
Setelah Jepang menyerah pada tahun 1945,dalam suatu Musyawarah Nasional ( Musnas ) darurat ( Kongres Darurat ).JAWLA dihidupkan kembali dan untuk kesekian kalinya Boon Seen Sze terpilih lagi sebagai ketua JAWLA.
Pada tahun 1946 melalui perantara Health and Strength League di London,JAWLA berhasil mengadakan kontak / hubungan dengan seorang komisaris dari Federasi Angkat Besi Dunia FHI ( Federasi International Helterophile ) Mr.Ascar State.
Ascar State berjanji kepada Boon Seen Sze untuk memberikan bantuan kepada JAWLA didalam keikut sertaannya diforum Internasional dan dapat diterima sebagai anggota FJI.
Kegiatan Angkat besi didalam segalabidang menjadi lebih di inyensifkan oleh JAWLA dalam rangka menyambut keikut sertaannya JAWLA dalam kegiatan / pertandingan Internasional.
Pada tahun 1948 lifter Tjioe boen Lie dari Jatim dipilih ( Oleh JAWLA ) sebagai wakil dari Indonesia yang pertama ke kejuaraan Angkat Besi Internasional di Shanghai-Tiongkok ( RRC ).
Dalam MUSNAS PABSI / JAWLA 1950 di Semarang nam JAWLA secara aklamasi diubah menjadi IAWLA ( Indonesia Amateur Weight- Lifters Association / Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia / PABSI ).untuk kemudian bergabung dengan PORI ( Persatuan Olahraga Indonesia ).Hal ini dimungkinkan karena telah berdirinya perkumpulan Angkat Besi di Sumatera utara ( Medan ) dan di Sulawesiu Selatan ( Makasar / Ujung Pandang ).
Pada tahun 1951 ketua IAWLA Boon Seen Sze diutus sebagai utusan Republik Indonesia meninjau pelaksanaan Asiade / Asian Games I di New Delhi- India.
Selama mengikuti Asian Games I itu,Boon Seen Szetelah mengadakan pembicaraan pembicaraan baik dengan pihak pengurus FIH lebih lebih dengan Oscar State yang berkaitan dengan masalah organisasi dan masuknya IAWLA sebagai anggota FIH dll,maupun dengan pihak pelatih atau lifter dari negara Asia lainnya mengenai soal pembinaan / peningkatan prestasi lifter.